Rabu, 06 November 2013

Eugenetika, Konsep Evolusi Mengerikan Hitler Saat Perang Dunia

Eugenetika adalah ilmu yang mempelajari perbaikan keturunan lewat pembiakan selektif. Secara ilmu memang Eugenetika hadir pada abad 19 namun secara konsep, sudah lama hadir di dalam aneka ragam budaya, contohnya perkawinan sesama kasta di India untuk memelihara sistem kasta. Kemudian suku-suku Amerika dan Afrika juga memilih mempelai perempuan berdasarkan fisik yang dianggap bagus oleh sang pria. Ini semua bertujuan agar anaknya mempunyai fisik yang juga bagus dan tidak cacat. Dan Eugenetika merupakan ilmu yang mempelajari genetika makhluk hidup dan tidak ada hubungannya dengan proses evolusi (dimana Darwin lebih mempelajari perubahan bentuk fisik). Darwin menyebutkan ttg pendapat Francis Galton yang mengatakan “ jika orang-orang inferior menikah dan punya keturunan lebih banyak, sementara yang lebih superior sedikit yang menikah, ditakutkan orang inferior akan menggantikan orang superior”. Atas pendapat Galton tsbt, Darwin menyanggahnya (tulisan biru) bahwa walaupun manusia melahirkan banyak keturunan dan menghasilkan banyak kejahatan tapi tetap saja proses berkembang biak tidak boleh dikurangi dengan cara apapun. Setiap orang yang mampu memberikan keturunan (most able) tidak boleh dihalangi oleh peraturan ataupun kebiasaan dalam menghasilkan keturunan. Darwin menegaskan bahwa walaupun perjuangan untuk mempertahankan eksistensi manusia itu penting, masih ada hal-hal lain yang lebih penting. Kualitas moral manusia mengalami kemajuan berkat pengaruh kebiasaan, kekuatan akal budi, instruksi, agama, dll, daripada seleksi alam.



Sekarang permasalahannya, Eugenetika juga dikaitkan dengan pemusnahan individu yang tidak ‘sempurna’ seperti yang dilakukan Nazi. Dan teori Darwin dikaitkan dengan Naziisme seperti pendapat Dr. Richard Weikart; dalam bukunya From Darwin to Hitler. Apakah benar begitu? Saya sudah membaca bab 11 “Mein Kampf” yang berjudul Nation and Races baik yang berbahasa Inggris maupun Indonesia. Dalam bab itu tidak ditemukan adanya referensi bahwa Hitler menggunakan teori evolusi sebagai dasar pembantaian orang-orang inferior. Hitler yang mengutamakan superioritas ras lebih berkiblat pada Eugenetika dan seperti sudah dijelaskan diatas, eugenetika tidak ada kaitannya dengan evolusi.

Quote:
Nazi lebih berkiblat pada teori eugenetika yang menekankan pada hasil keturunan dapat dikontrol. Nazi juga memakai pemahaman yang salah dari sekelompok tokoh Kristen Nazi tidak memakai teori evolusi sebagai dasar ajaran supremasi rasial.
Quote:
Presiden Amerika Serikat saat itu, Calvin Coolidge juga melarang perkawinan antara ras nordik (kulit putih) dengan ras lain di luar rasnya. Perkawinan berbeda ras itu dianggap bisa mengurangi keunggulan ras mereka di masa depan. Hingga tahun 1935, diperkirakan 20.000 nyawa sudah melayang di Amerika karena teori eugenetika. Peristiwa yang sama juga terjadi di Jerman saat pemerintahan dikuasai Nazi dan mengorbankan 375.000 nyawa. Pada waktu itu, pemerintahan Jerman yang dipimpin Hittler sangat mendukung teori evolusi Charles Darwin yang menyatakan hanya makhluk yang kuat dan mampu beradaptasi sajalah yang dapat lolos dari seleksi alam.

Hitler banyak terpengaruh teori Darwin. Seleksi alam, hanya yang kuat bisa bertahan dan harus bertarung demi kelangsungan hidupnya merasuki otak Hitler begitu dalam. Maka ketika Jerman kalah pada Perang Dunia I (1914 - 1918) yang membuat negara ini mengalami berbagai kesulitan karena dikendalikan oleh Sekutu sebagai pemenang perang, dan pada akhirnya Hitler bisa meraih tampuk pimpinan tertinggi, pengaplikasian teori tersebut mulai dijalankan.


Penyerangan dilaksanakan terhadap negara-negara tetangga, seperti Austria, Cekoslovakia, Prancis, Rusia. Kemenangan yang terus didapat membuatnya besar kepala dan ingin menguasai dunia.

Konsep eugenetika pun dipakai, memperbaiki ras manusia dengan memperbanyak individu-individu yang sehat dan membuang mereka yang cacat atau sakit. Individu yang sehat bisa dihasilkan dari perkawinan individu yang sehat pula.

Hitler menerapkan konsep tersebut dengan tangan besi, dan hasilnya sangat mengerikan. Orang-orang lanjut usia, cacat fisik dan mental, serta menyandang berbagai penyakit dari seluruh Jerman, dikumpulkan dalam satu pusat sterilisasi khusus. Di sini, mereka dihabisi karena dianggap parasit.

Untuk mendapatkan ras Arya (Jerman) murni, ia menganjurkan pemuda-pemudi yang berambut pirang dan bermata biru untuk melakukan hubungan seks bebas. Hingga 1935, sebagai diktator, ia mendirikan ladang-ladang khusus reproduksi manusia. Di dalamnya pemuda-pemudi Jerman dikumpulkan dan harus melayani setiap pria dari rasa Arya yang masuk, demi mendapatkan keturunan yang unggul.

Yang lebih gila, ukuran tengkorak manusia Jerman, terutama yang baru lahir, juga diukur. Ini karena menurut teori Evolusi Darwin, volume otak makhluk hidup akan membesar saat menaiki tangga evolusi. Akibatnya, bayi yang tak memiliki volume otak tak sesuai harus juga disingkirkan. Dengan demikian akan didapat manusia yang benar-benar sempurna untuk dijadikan prajurit masa depan Jerman.Menurut Hittler, hanya ras Arya yang berkulit putih saja yang berhasil lolos dari seleksi alam dan pantas berkembang di atas muka bumi ini.Konsep eugenetika dan konsep Darwin sebenarnya saling terkait. Eugenetika pertama kali dicetuskan Francis Galton pada tahun 1883 yang ternyata merupakan saudara sepupu Charles Darwin, pencetus konsep evolusi makhluk hidup berdasarkan seleksi alam. Konsep-konsep tersebut disalahartikan pada saat itu dan dijadikan alasan untuk bisa membunuh dan mencegah keturunan manusia berkualitas rendah salah satunya dilakukan ilmuwan Jerman Eugen Fischer.

0 komentar:

Posting Komentar