Selasa, 29 Oktober 2013

Sejarah Karate



Karate adalah seni mencolok menggunakan memukul, menendang, lutut dan siku pemogokan, dan teknik tangan terbuka seperti pisau-tangan (karate chop). Jepitan, kunci, pengekangan, melempar, dan pemogokan titik penting diajarkan di beberapa gaya. Seorang praktisi karate disebut karateka.


Menurut legenda, evolusi karate dimulai lebih dari ribuan tahun yang lalu, kemungkinan pada awal abad ke-5 SM ketika Bodhidharma tiba di kuil Shaolin, China dari India dan mengajarkan Zen Buddhisme. Dia juga memperkenalkan serangkaian latihan sistematis yang didesain untuk memperkuat pikiran dan tubuh, latihan-latihan yang disebut-sebut sebagai awal gaya tinju Shaolin. Pelajaran yang diberikan Bodhidharma kemudian menjadi dasar mayoritas seni bela diri China. Sesungguhnya, asal karate tidak jelas dan sedikit yang diketahui mengenai awal pengembangan karate sampai ia diperlihatkan di Okinawa.

Okinawa merupakan pulau kecil dari sekelompok pulau yang membentuk Jepang modern. Okinawa merupakan pulau utama dari untaian Pulau Ryuku yang membentang dari Jepang ke Taiwan. Di kelilingi oleh koral, Okinawa memiliki luas kurang lebih 10 km dan panjang hanya 110 km, terletak 740 km di timur dataran China, 550 km di Selatan dataran utama Jepang dan 550 km di utara Taiwan. Okinawa menjadi jalur yang disinggahi mayoritas rute perdagangan, sebagai titik peristirahatan yang pertama kali ditemukan oleh orang Jepang. Kemudian Okinawa dikembangkan menjadi pusat perdagangan di Asia Tenggara, perdagangan dengan Jepang, China, Indo China, Thailand, Malaysia, Borneo (Kalimantan), dan Filipina.


Pada tahap awal, bentuk asli seni bela diri karate mirip dengan pertarungan dengan tangan (tapak) yang dikembangkan di Okinawa dan disebut Te atau tangan. Larangan penggunaan senjata, membuat orang-orang Okinawa terdorong untuk menyempurnakan teknik tangan kosong yang dilatih secara diam-diam. Penyempurnaan lebih lanjut muncul dari pengaruh seni bela diri lain yang dibawa oleh para bangsawan dan pedagang ke pulau tersebut.
Pengembangan lebih lanjut dilakukan selama bertahun-tahun, terutama di tiga kota Okinawa, yaitu Shuri, Naha, dan Tomari. Masing-masing kota ini merupakan pusat dari kelas masyarakat yang berbeda, masing-masing merupakan pusat masyarakat raja dan bangsawan, pedangang, petani dan nelayan. Karena alasan ini, terdapat perbedaan bentuk seni pertahanan diri yang dikembangkan di masing-masing kota, yang kemudian dikenal dengan Shuri-te, Naha-te, dan Tomari-te. Secara kolektif mereka disebut Okinawa-te atau Tode, “Chinese Hand”.
 


0 komentar:

Posting Komentar